Jumat, 03 Januari 2014

Sejarah Pemikiran Modern

BAB I
PENDAHULUAN

Kebudayaan Yunani purba berkembang pesat sebelum kontak dengan kebudayaan asing yang berasal dari Mesir, India dan lain-lainnya. Pada suatu titik masa, hal ini telah memicu perkembangan filsafat dan agama.
Budaya bangsa Yunani merupakan salah satu dari kebudayaan awal yang berjalan bersamaan dengan kebudayaan bangsa Mesir, Persia dan India, dimana manusia sudah mulai berfikir tentang kehidupan, perilaku, keyakinan, kehidupan setelah kematian dan tentang alam semesta dimana mereka eksis bersama dengan para pengisi alam lainnya.
Dalam periode beberapa abad  bangsa Yunani sudah mencapai kemajuan luar biasa di bidang matematika, filsafat, kesenian, astronomi, kedokteran, musik dan politik. Hasil kinerja mereka diakui sampai sekarang ini, hanya saja semuanya kemungkinan telah sirna dari muka bumi jika tidak karena pertolongan budaya Islamiah yang telah memelihara dan menterjemahkan hasil karya mereka dan membawanya ke ufuk cakrawala baru.

BAB II
PEMBAHASAN

Pada masa awal pemikiran yunani terdapat tiga tokoh filsafat besar ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato  dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Tiga tokoh tersebutlah yang sangat berperan membawa perkembangan awal pemikiran Yunani.

2.1 PERKEMBANGAN AWAL PEMIKIRAN YUNANI
1. PADA MASA SOCRATES
Socrates  (470 SM  - 399 SM ) adalah filsuf  dari Athena, Yunani  dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.


1.1 RIWAYAT HIDUP
Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui mulut Socrates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena  berdiskusi soal filsafat . Dia melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat  pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan  yang membantu kelahiran seorang bayi  dengan caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena. Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat  di samping peradilan Yesus Kristus.

1.2 FILOSOFI
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia  menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.

1.3 PENGARUH
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
Sokrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Sokrates (sebagai sang bidan) untuk "melahirkan" pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu. Dengan demikian Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya.
Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai "sophis" ("yang bijaksana dan berapengetahuan"), Sokrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Seperti diungkapkan oleh Cicero kemudian, Sokrates "menurunkan filsafat  dari langit, mengantarkannya ke kota-kota, memperkenalkannya ke rumah-rumah". Karena itu dia didakwa "memperkenalkan dewa-dewi baru, dan merusak kaum muda" dan dibawa ke pengadilan kota Athena.
Dengan mayoritas tipis, juri 500 orang menyatakan ia bersalah. Ia sesungguhnya dapat menyelamatkan nyawanya dengan meninggalkan kota Athena, namun setia pada hati nuraninya ia memilih meminum racun cemara di hadapan banyak orang untuk mengakhiri hidupnya.

2. PADA MASA PLATO
Plato (lahir sekitar 427 SM  - meninggal sekitar 347 SM ) adalah seorang filsuf  Yunani. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles.  Karyanya yang paling terkenal ialah Republik  (dalam bahasa YunaniPoliteia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates  adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero  mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).

2.1 RIWAYAT HIDUP
Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena kenamaan Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof kesohor Socrates yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399 SM, tatkala Socrates berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar berbuat brengsek dan merusak akhlak angkatan muda Athena. Socrates dikutuk, dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati Socrates –yang disebut Plato “orang terbijaksana, terjujur, terbaik dari semua manusia yang saya pernah kenal”– membuat Plato benci kepada pemerintahan demokratis.
Tak lama sesudah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan selama sepuluh-duabelas tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya yang empat puluh tahun di Athena, mengajar dan menulis ihwal filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, yang jadi murid akademi di umur tujuh belas tahun sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato tutup mata pada usia tujuh puluh.
Plato menulis tak kurang dari tiga puluh enam buku, kebanyakan menyangkut masalah politik dan etika selain metafisika dan teologi. Tentu saja mustahil mengikhtisarkan isi semua buku itu hanya dalam beberapa kalimat. Tetapi, dengan risiko menyederhanakan pikiran-pikirannya, dicoba juga meringkas pokok-pokok gagasan politiknya.yang dipaparkan dalam buku yang kesohor, Republik, yang mewakili pikiran-pikirannya tentang bentuk masyarakat yang menurutnya ideal.

2.2 CIRI-CIRI KARYA-KARYA PLATO 
             - Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya. 
- Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog. 
- Adanya mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak  dan adiduniawi Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog. 

2.3 PANDANGAN PLATO TENTANG IDE-IDE, DUNIA IDE DAN DUNIA INDRAWI
-         Ide-ide
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah ilmunya mengenai ide Pandangan Plato terhadap ide-ide dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Ide yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato ide tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Ide  tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada ide.  Ide adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Ide sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Ide-ide ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, ide tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari ide dua, ide dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan ide genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan ide-ide tersebut. Puncak inilah yang disebut ide yang “indah”. Ide ini melampaui segala ide yang ada.
- Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi  ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.
- Dunia Ide
Dunia ide adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua ide bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu ide “ yang bagus”, “yang indah”. Di dunia ide semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep  pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".

2.4 PANDANGAN PLATO TENTANG KARYA SENI DAN KEINDAHAN 
            - Pandangan Plato tentang Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita  yang ada. Realita  yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide . Ide  jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini. 
-  Pandangan Plato tentang Keindahan
Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi , yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu  dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

3. PADA MASA ARISTOTELES
Aristoteles, (384 sm-322 sm) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang agung ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisikapuisilogikaretorikapolitikpemerintahan, etnisbiologi dan zoologi. Bersama dengan socrates  dan plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran barat. 
3.1  RIWAYAT HIDUP
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia  tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

3.2 PEMIKIRAN
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan .Logika  Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif  (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif  (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis)
Ø  Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
Ø  Sokrates adalah manusa (premis minor)
Ø  maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil [[chatarsis]] disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.



3.3 PENGARUH
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi olehMaimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan olehDante Alighieri.














BAB II
KESIMPULAN

Socrates? Dia adalah Bapak Filsafat yang menakhiri hidupnya dengan racun karena menetapi prinsipnya tentang pantas dan tidak pantas, tentang bersalah dan tidak bersalah, bijak dan tidak bijak menurut pemahaman dan kontemplasi diri-sendiri, serta permenungan dengan kawan-kawan filsafatnya.
Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara  gaib tersebut berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Plato? Ia adalah murid Socrates. Pemikiran plato pun banyak dipengaruhi oleh socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Dalam masa hidupnya, plato menulis tak kurang dari tiga puluh enam buku, kebanyakan menyangkut masalah politik dan etika selain metafisika dan teologi. Plato memiliki berberapa pandangan tentang ide-ide, dunia ide dan dunia indrawi plato juga memiliki pandangan tentang karya seni dan keindahan.
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku Poetike.


Kamis, 02 Januari 2014

FONOLOGI-Ciri Distingtif (Suhendra Yusuf)

CIRI DISTINGTIF
Pengantar
            Distingtif merupakan suatu bentuk perkembangan baru dari fonologi yang bertujuan menganalisis bunyi bahasa samapai ke tahap ciri tertentu yang membedakan sebuah fonem dari yang lain. Tujuan utama teori ini adalah untuk menemukan ciri-ciri minimal yang dapat digunakan untuk membedakan bunyi-bunyi bahasa yang signifikan, dengan demikian dapat  membedakan sebuah bahasa dari yang lain. Awal perkembangan teori ini dibawa oleh Roman Jakobson seorang pendiri dan tokoh utama Aliran Praha. Dalam pencariannya Jakobson menggunakan partikel-partikel subfonemik yang tidak dapat lagi diuraikan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
 Fonem atau Feature
            Berawal dari pendapat Bloomfield yang kurang memuaskan mengakibatkan muncul beberapa paham lain mengenai fonem dan cirri distingtif. Pertama, pada kenyataanya fonem-fonem itu dapat diuraikan menjadi beberapa ciri yang membedakannya satu dengan yang lainnya. Kedua, pada saat teori itu dikemukakan oleh Bloomfield data fonetis ini belum dapat digunakan sebagaimana mestinya karena pada saat itu fonologi masih mengalami empirisasi. Ketiga, karena ketiadaan data fisik mengenai bunyi-bunyi bahasa maka penjelasan tentang bunyi-bunyi bahasa lebih didasarkan pada psikologis.
            Bunyi ujaran ( speech sound) terbentuk secara alamiah oleh dan di dalam alat-alat pengucapan. Bunyi itu mengelompok dan membentuk dengan apa yang disebut kelas-kelas bunyi bahasa alamiah ( nasal, vocal, hambat, frikatif, liquid, dst. Setiap kelompok itu pun akhirnya memiliki karakter bunyi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan memperhatikan letak dan pengucapan bunyi serta ditunjang oleh sifat dan kualitas bunyi akustik bunyi-bunyi ujar itu, para ahli bahasa umumnya berpendapat bahwa ada seperangkat cirri yang menandai perbedaan unyi-bunyi itu, cirridistingtif inilah yang nantinya disebut sebagai “ basic units of phonology”.


Segmen dan Ciri Distingtif
Ciri distingtif merupakan unit dasar fonologi, sedangkan fonem adalah bagian yang bisa disegmenkan, setiap fonem mengandung ciri pembeda. Pada suatu contoh bagan tentu terdapat spesifikasi + dan -. Jika + berarti mengandung silabik, sedangkan jika – tidak mengandung silabik.
Pengelompokan Ciri Distingtif
            Dapat digolongkan menjadi 3 bagian : ciri utama, ciri berdasarkan tempat artikulasi, dan ciri berdasarkan cara artikulasi.
1.      Ciri Utama
Digunakan untuk membedakan konsonan, vocal dan semivokal yang disebut consonantal, silabik, sonorant dan nasal.
2.      Ciri Distingtif dan Tempat Artikulasi
Dikelompokan menjadi 5 ciri, yaitu koronal, anterior, high, low, dan back. (a) Koronal merupakan bunyi yang ditandai dengan penyempitan posisi glottis sehingga apabila ada hembusan udara yang melewatinya pita suara akan otomatis bergetar. (b) Anterior adalah bunyi ujar yang dihasilkan dengan pusat penyempitan sebagai sumber bunyi berada di sebelah depan pangkal gusi. (c) High adalah bunyi yang dihasilkan dengan badan lidah terangkat. (d) Low dengan lidah yang ditarik kesebelah bawah. (e) Back lidah ditarik kebelakang sampai mencapai rongga kerongkongan.
3.      Ciri Distingtif dan Cara Artikulasi
Terbagi menjadi 6 ciri yaitu kontinuan, delayed-release, strident, voice, aspirasi, dan lateral. (A) Kontinuan adalah kelompok bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara kerongga mulut dengan bebas. (B) Delayed-release dihasilkan dengan diletupkan segera setelah penutupan alat-alat ucap dan dilepaskan perlahan-lahan sehingga menghasilkan bunyi afrikat. (C) Strident ditandai dengan pelepasan bunyi dalam intensitas yang tinggi.  (D) Voice dihasilkan dengan menggetarkan pita suara. (E) Aspirasi membedakan kelompok bunyi yang beraspirasi dan yang tidak. (F) Lateral membedakan antara bunyi Lateral alir dan non-lateral.

4.      Cirri Distingtif untuk Vokal
Terdiri dari round bunyi yang dihasilkan dengan membentuk bibir menjadi agak melingkar. Tense dihasilkan dengan sedikit penekanan pada vocal sehingga menghasilkan bunyi yang agak panjang. Reduced digunakan khusus membedakan vocal schwa dari yang lainnya.
Pemakaian Ciri Distingtif
Pemakaian ciri distingtif pada umumnya digunakan secara selektif dan tidak semua ciri kita pakai untuk menandai sebuah bunyi bahasa, karena sangat dimungkinkan akan mengakibatkan penandaan bunyi bahasa yang berlebihan atau yangbiasa disebut dengan redundant. Untuk mengurangi hal tersebut terdapat dua cara yang digunakan agar penggunaan cirri distingtif tidak menjadi penandaan yang berlebihan.
Pertama mengelompokkan ciri distingtif pada bunyi-bunyi yang berada dalam kelompok yang sama. Dengan demikian untuk kelas vocal kita tidak perlu membandingkanny dengan kelas konsonan.  Begitupula untuk menandai bunyi nasal misalnya kita tidak perlu mencantumkan semua bentuk ciri karena kita mengetahui bahwa bentuk bunyi nasal mempunyai ciri yang khas yang tidak dimiliki konsonan lainnya. Kedua, dengan membandingakan bunyi-bunyi yang akan kita beri tanda di dalam stu kelas yang sama.
            Denagn kedua cara di atas kita telah dapat membuat rumusan tentang ciri-ciri yang berlebihan yang disebut Redundancy Rules (RR). Dari RR ini kita akan dapat menangkap isyarat danmeramalkan keterangan tambahan tentang ciri-ciri yang melekat pada sebuah bunyi.   Pemakaian cirri-ciri dan perumusan cirri-ciri berdasarkan cirri distingtif merupakan nyawa dalam pembahasan bunyi bahasa. Penguasaan istilah di atas berikut karakteristiknya merupakan syarat mutlak untuk dapat memahami dan mengikuti perbincangan tentang fonologo generative.


FONOLOGI BAHASA INDONESIA

BAB I : PRODUKSI BUNYI-BUNYI BAHASA
PENGERTIAN, KAJIAN DAN PRODUKSI BUNYI BAHASA
A. Pengertian bunyi bahasa
Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi bahasa dapat pula diartikan sebagai bunyi yang diartikulasikan yang menghasilkan gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
B. Kajian bunyi bahasa
Fonetik merupakan kajian mengenai bunyi bahasa. Berdasarkan proses terjadinya, fonetik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Fonetik artikulatoris
b. Fonetik akustis
c. Fonetik auditoris
C. Produksi bunyi bahasa
Dalam proses pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor yang terlibat, yaitu :
1. sumber tenaga ( udara yang dihembusjan oleh paru-paru )
2. alat ucap yang dilewati udara dari paru-paru ( batang tenggorok, kerongkongan, rongga mulut dan rongga hidung )
3. artikulator ( penghambat )
Proses pembentukan bahasa melibatkan empat komponen, yaitu proses aliran udara, proses fonansi, proses artikulasi dan proses orsonal. Produksi bunyi melibatkan alat-alat ucap di sekitar mulut, hidung dan tenggorokan. Namun, pada dasrnya alt ucap terdiri atas paru-paru, kerongkongan, langit-langit,gusu dalam, gigi,bibir dan lidah.
KLASIFIKASI BUNYI BAHASA
A. Berdasarkan ada tidaknya artikulasi
a. Vokal
b. Konsonan
c. Semi-vokal
B. Berdasarkan jalan keluarnya arus udara.
a. Bunyi nasal
b. Bunyi oral
C. Berdasarkan ada tidaknya ketegangan arus udara saat bunyi di artikulasikan.
a. Bunyi keras (fortis)
b. Bunyi lunak (lenis)
D. Berdasarkan lamanya bunyi diucapkan atau diartikulasikan
a. Bunyi panjang
b. Bunyi pendek
E. Berdasarkan derajat kenyaringannya, bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak nyaring.
F. Berdasarkan perwujudannya dalam suku kata
a. Bunyi tunggal, yaitu bunyi yang berdiri sendiri dalam satu suku kata (semua bunyi vokal atau monoftong dan konsonan).
c. Bunyi rangkap, yaitu dua bunyi atau lebih yang terdapat dalam satu suku kata. Bunyi rangkap terdiri dari
- Diftong (vokal rangkap) : [ai], [au] dan [oi].
- Klaster (gugus konsonan) : [pr], [kr], [tr] dan [bl].
G. Berdasarkan arus udara
- Bunyi egresif, yaiyu bunyi yang dibentuk dengan cara mengeluarkan arus udara dari dalam paru-paru.
- Bunyi ingresif, yaitu bunyi yang dibentuk dengan cara menghisap udara ke dalam paru-paru.
PEMBENTUKAN VOKAL
A. Berdasarkan posisi bibir
a. Vokal bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Misalnya, vokal [u], [o] dan [a].
b. Vokal tak bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau melebar. Misalnya, [I], [e] dan [¶].
B. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah
a. Vokal tinggi, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah merapat ke rahang atas : [I] dan [u].
b. Vokal madya , yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas : [a] dan [¶].
c. Vokal rendah, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah dimundurkan lagi sejauh-jauhnya : [a].
C. Berdasarkan maju mundurnya lidah
a. Vokal depan, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian depan : [i] dan[e].
b. Vokal tengah, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah begian tengah : [a] dan [¶].
c. Vokal belakang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian belakang : [u] dan [o].
D. Berdasarkan strikturnya
Striktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator (aktif) dengan artikulator pasif atau titik artikulasi. Dilihat dari strikturnya, vokal dibedakan menjadi :
a. Vokal tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit dalam batas vokal. [i] dan [u].
b. Vokal semi tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat duapertiga di atas vokal paling rendah : [e] dan[o].
c. Vokal semi terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas vokal paling rendah :[Î] dan [o].
d. Vokal terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi aerendah mingkin : [a] dan [A].
PEMBENTUKAN KONSONAN
A. Berdasarkan daerah artikulasinya (striktur)
a. Konsonan bilabial : [p], [b], [m] dan [w].
b. Konsonan labiodental : [f] dan [v].
c. Konsonan apiko-dental : [t], [d] dan [n].
d. Konsonan apiko-alveolar : [s], [z[, [r] dan [l].
e. Konsonan paltal (lamino-palatal) : [c], [j], [S], [n] dan [y].
f. Konsonan velar (dorso-velar) : [k], [g], [x] dan [h].
g. Konsonan glotal atau hamzah : [?]
h. Konsonan laringal: [h].
B. Berdasarkan cara artikulasinya
a. Konsonan hambat (stop): [p], [t], [c],[k], [d], [j], dan [g].
b. Konsonan geser (frikatif) : [h], [s], [S], [z] dan [x].
c. Konsonan likuida (lateral) : [l].
d. Konsonan getar (trill) : [r].
e. Semi vokal : [w] dan [y].
C. Berdasarkan posisi pita suara
a. Konsonan bersuara : [b], [m], [v], [d], [r], [n], [j], [h], [g] dan [r].
b. Konsonan tak bersuara : [p], [t], [c], [k], [?], [f], [S], [x] dan [h].
D. Berdasarkan jalan keluarnya udara
a. Konsonan nasal : [m], [n] dan [h}.
Konsonan oral, contohnya adalah semua konsonan selain pada konsonan nasal.
BAB II : Pengaruh Bunyi Bahasa
PENGARUH DAN PEMENGARUH BUNYI BAHASA
A. Proses Asimilai
Proses asimilasi adalah pengaruh yang mempengaruhi bunyi tanpa mempengaruhi identitas fonem dan terbatas pada asimilasi fonetis saja. Berdasarkan arah pengaruh bunyinya, proses asimilasi dibedakan menjadi :
a. Asimilasi Progresif
b. Asimilasi Regresif
B. Artikulasi penyerta
Proses pengaruh bunyi yang disebabkan oleh artikulasi ini dibedakan menjadi :
a. Labialisasi, yaitu pembulatan bibir pada artikulasi primer sehingga terdengar binyi semi-vokal [w] pada bunyi utama tersebut. Misalnya, bunyi [t] pada kata tujuan terdengar sebagai bunyi [tw].
b. Retrofleksi, yaitu penarikan ujung lidah ke belakang pada artikulasi primer, sehingga terdengar bunyi [r] pada bunyi utama. Misalnya, [kr] dari bunyi [k] pada kata kardus.
c. Palatalisasi, yaitu pengangkatan daun lidah ke arah langhit-langit keras pada artikulasi primer. Misalny bunyi [p] pada kata piara terdengarsebagai [py].
d. Velarisasi, yaitu pengangkatan pangkal lidah ke arah langit-langit lunak pada artikulasi primer. Misalnya, bunyi [m] pada kata mahluk terdengar sebagai [mx].
e. Glotalisasi, yaitu proses penyerta hambatan pada glottis atau glottis tertutup rapat sewaktu artikulasi primer diucapkan. Vokal dalam bahasa Indonesia sering diglotalisasi. Misalnya, bunyi [o] pada kata obat terdengar sebagai [?o].
C. Pengaruh bunyi karena distribusi
Pengaruh bunyi karena distribusi menimbulkan proses-proses sebagai berikut :
a. Aspirasi, yaitu pengucapan suatu bunyi disertai dengan hembusan keluarnya udara dengan kuat sehingga terdengar bunyi [h]. Misalnya, konsonan letup bersuara [b,d,j,g] terdengar sebagai [bh,dh,jh,gh].
d. Pelepasan, yaitu pengucapan bunyi hambat letup yang seharusnya dihambat tetapi tidak dihambat dan dengan serentak bunyi berikutnya diucapkan. Pelepasan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Lepas tajam atau lepas penuh
- Lepas nasal
- Lepas sampingan
- Pemgafrikatan.
D. Kehomorganan
Kehomorganan yaitu konsonan yang mempiunyai sifat khusus. Terdapat dua jenis kehomorganan, yaitu :
a. Kehomorganan penuh
b. Kehomorganan sebagian
TRANSKRIPSI BUNYI BAHASA
Transkripsi adalah penulisan tuturan atau perubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan lafal bunyi, fonem, morfem atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlakudalam suatu bahasa yang menjadi sasarannya. Transkripsi dibedakan menjadi.
a. Transkripsi fonetis, yaitu penulisan pengubahan menurut bunyi. Tanda […]
b. Transkripsi fonemis, yaitu transkripsi bahasa menurut fonem. Tanda /…/
c. Transkripsi fonemis, yaitu penulisan pengubahan menurut morfem. Tanda {…}
d. Transkripsi ortografis, yaitu penulisan pengubahan menurut huruf atau ejaan bahasa yangt menjadi tujuannya. Tanda <…>
Transliterasi adalah penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain tanpa menghiraukan lafal bunyi kata yang bersankutan. Misalnya, transliterasi dari aksara jawa dialihkan ke huruf abjad latin.
BUNYI SUPRASEGMENTAL
Ciri-ciri bumyi suprasegmental antara lain :
a. Jangka, yaitu panjang pendeknya bunyi yang diucapkan. Tanda […]
b. Tekanan, yaitu penonjolan suku kata dengan memperpanjang pengucapan, meninggikan nada dan memperbesar intensitas tenaga dalam pengucapan suku kata tersebut.
c. Jeda atau sendi, yaitu ciri berhentinya pengucapan bunyi. Sendi dibedakan menjadi:
a. Sendi tambah
b. Sendi tunggal (/)
c. Sendi rangkap (//)
d. Sendi kepang rangkap (#)
d. Intonasi dan ritme
Intonasi adalah cirri suprasegmental yang berhubungan dengan naik turunnya nada dalam pelafalan kalimat
Ritme adalah cirri suprasegmental yang br\erhubungan dengan pola pemberian tekanan pada kata dalam kalimat.

BAB III : FONEMIK : KAJIAN FONEM
PENGERTIAN DAN PENGENALAN FONEM
A. PENGERTIAN FONEM DAN FONEMISASI
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
B. PENGENALAN FONEM
Dalam mengenalui fonem terdapat beberapa pokok pikiran umum yang disebut premis-premis fonologis. Berdasarka nsifat umumnya premis-premis bahasa tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bunyi bahasa mempunyai kencenderungan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya.
b. Sistem bunyi mempunyai kecenderungan bersifat simetris.
c. Bunyi-bunyi bahasa yangsecara fonetis mirip harus digolongkan ke dalam kelas-kelas bunyi (fonem) yang berbeda, apabila terdapat pertentangan di dalam lingkungan yang sama.
d. Bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip dan terdapat di dalam distribusi yang komplementer, harus dimasukkan ke dalam kelas-kelas bunyi (fonem) yang sama.
Untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional (fonem ),biasanya ditentukan melalui kontras pasangan minimal. Pasangan minimal ini adalah pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan bermakna pada sebuah bahasa atau kata tunggal yang secara ideal sama, kecuali satu bunyi berbeda. Contohnya : dara dan tara à /d/ dan /t/
kalah dan galah à /k/ dan /g/
C. BEBAN FUNGSIONAL FONEM
Dalam kajian fonologi sering dipaparkan beban fungsional dari oposisi fonemis tertentu. Beban oposisi rendah terdapat pada bunyi /p/ dan /f/ pada katakapan dan kafan, sedangkan beban oposisi tinggi terdapat pada bunyi /k/ dan /g/ pada kata gita dan kita.
REALISASI DAN VARIASI FONEM
A. REALISASI FONEM
Realisasi fonem adalah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis, yaitu fonem menjadi bunyi bahasa
1. realisasi vokal
berdasarkan pembentukannya, realisasi fonem vokal dibedakan sebagai berikut :
a. Fonem /i/ adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.
b. Fonem /u/ adalah vokal atas-belakang-bulat.
c. Fonem /e/ adalah vokal sedang-depan-bulat.
d. Fonem /¶/ adalah vokal sedang-tangah-bulat.
e. Fonem /o/ adalah vokal sedang-belakang-bulat
f. Fonem /a/ adalah vokal rendah-tengah-bulat.
2. Realisasi konsonan
berdasarkan cara pembentukannya, realisasi fonem konsonan dibedakan sebagai berikut :
a. Konsonan hambat, dibedakan sebagai berikut :
- konsonan hambat-bilabial, yaitu fonem /p/ dan /b/
- konsonan hambat-dental, yaitu fonem /t/ dan /d/
- konsonan hambat-palatal, yaitu /c/ dan /j/
- konsonan hambat-velar, yaitu /k/ dan /g/
b. Konsonan Frikatif, dibedakan sebagai berikut :
- Konsonan frikatif-labio-dental, yaitu /f/ dan /v/
- Konsonan ferikatif-alveolar, yaitu /s/ dan /z/
- Konsonan frikatif-palatal tak bersuara, yaitu /š/
- Konsonan frikatif-velar tak bersuara, yaitu /x/ dan /kh/
- Konsonan frikatif-glotal tak bersuara, yaitu /h/
c. konsonan getar-alveolar, yaitu /r/
d. konsonan lateral-alveolar, yaitu /l/
e. konsonan nasal, dibedakan dalam daerah artikulasinya sebagai berikut :
- konsonan nasal-bilabial, yaitu /m/
- konsonan nasal-dental, yaitu /n/
- konsonan nasal-palatal, yaitu /ň/
- konsonan nasal-velar, yaitu /h/
f. semi-vokal , yaitu semivokal bilabial (/w/) dan semivokal palatal( /y/).
B. VARIASI FONEM
Variasi fonem ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi yang komplementer disebut variasi alofonis. Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata disebut alofon.
a. Alofon vokal
- Alofon fonem /i/, yaitu
[i] jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/
[I] jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/
[Iy] palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/
[ϊ] nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/
- Alofon fonem /ε/, yaitu
[e] jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang
mengandung alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/
[ε] jika terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya, [pεsta]à/pesta/
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. [p¶ta]à/peta/
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata tertutup. [sent¶r]à/senter/
- Alofon fonem /o/, yaitu
[o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/
[É] jika terdapat pada posisi lain. [jeblÉs]à/jeblos/
- Alofon fonem /a/, yaitu
[a] jika terdapat pada semua posisi suku kata.
[aku]à/aku, [sabtu]à/sabtu/
- Alofon fonem /u/, yaitu
[u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[aku]à/aku/, [buka]à/buka/
[U] jika terdapat pada suku kata tertutup.
[ampUn]à/ampun/, [kumpul]à/kumpul/
[uw] labialisasi jika diikuti oleh[I,e,a].
[buwih]à/buih/, [kuwe]à/kue/
b. Alofon konsonan
- fonem /p/
[p] bunyi lepas jika diikuti vokal.
[pipi]à/pipi/, [sapi]à/sapi/
[p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[atap>]à/atap/, [balap>]à/balap/
[b] bunyi lepas jika diikuti oleh vocal.
[babi]à/babi/, [babu]à/babu/
[p>] bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup, namun berubah lagi menjadi [b] jika diikuti lagi vokal.
[adap>]à/adab/, [jawap>]à/jawab/
- Fonem /t/
[t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal.
[tanam]à/tanam/, [tusuk]à/tusuk/
[t>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/
[d] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[duta]à/duta/, [dadu]à/dadu/
[t>] bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup atau pada akhir kata.
[abat>]à/abad/,[murtat>]à/murtad/
- Fonem /k/
[k] bunyi lepas jika terdapat pada awal suku kata.
[kala]à/kala/, [kelam]à/kelam/
[k>] bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata dan diikuti konsonan lain.
[pak>sa]à/paksa/, [sik>sa]à/siksa/
[?] bunyi hambat glottal jika terdapat pada akhir kata.
[tida?]à/tidak/, [ana?]à/anak/
- Fonem /g/
[g] bunyi lepas jika diikuti glottal.
[gagah]à/gagah/, [gula]à/gula/
[k>] bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika terdapat di akhir kata.
[beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/
- Fonem /c/
[c] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[cari]à/cari/, [cacing]à/cacing/
- Fonem /j/
[j] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[juga]à/juga/, [jadi]à/jadi/
- Fonem /f/
[j] jika terdapat pada posisi sebelum dan sesudah vocal.
[fakir]à/fakir/, [fitri]à/fitri/
- Fonem /p/
[p] bunyi konsonan hambat-bilabial-tak bersuara
[piker]à/piker/, [hapal]à/hapal/
- Fonem /z/
[z] [zat]à/zat/, [izin]-à/izin/
- Fonem /š/
[š] umumnya terdapat di awal dan akhir kata
[šarat]à/syarat/, [araš]à/arasy/
- Fonem /x/
[x] berada di awal dan akhir suku kata.
[xas]à/khas/, [xusus]à/khusus/
- Fonem /h/
[h] bunyi tak bersuara jika terdapat di awal dan akhir suku kata.
[hasil]à/hasil, [hujan]à/hujan/
[H] jika berada di tengah kata
[taHu]à/tahu/, [laHan]à/lahan/
- Fonem /m/
[m] berada di awal dan akhir suku kata
[masuk]à/masuk/, [makan]à/makan/
- Fonem /n/
[n] berada di awal dan akhir suku kata.
[nakal]à/nakal/, [nasib]à/nasib/
- Fonem /ň/
[ň] berada di awal suku kata
[baňak]à/banyak/, [buňi]à/bunyi/
- Fonem /Ƞ/
[Ƞ] berada di awal dan akhir suku kata.
[Ƞarai]à/ngarai/, [paȠkal]à/pangkal/
- Fonem /r/
[r] berada di awal dan akhir suku kata, kadang-kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular [R].
[raja] atau [Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/
- Fonem /l/
[l] berada di awal dan akhir suku kata.
[lama]à/lama/, [palsu]à/palsu/
- Fonem /w/
[w] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[waktu]à/waktu/, [wujud]à/wujud/
- Fonem /y/
[y] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[santay]à/santai/, [ramai]à/ramai/
GEJALA FONOLOGIS
A. NETRALISASI DAN ARKIFONEM
Netralisasi adalah alternasi fonem akibat pengaruh lingkungan atau pembatalan perbedaan minimal fonem pada posisi tertentu. Alternasi fonem adalah perubahan fonem menjadi fonem lain tanpa membedakan makna. Adanya bunyi /t/ pada akhir lafal kata [babat] untuk /babad/ adalah hasil netralisasi.
Arkifonem adalah golongan fonem yang kehilangan kontraspada posisi tertentu dan biasa dilambangkan dengan huruf besar seperti/D/ yang memiliki alternasi atau varian fonem /t/ dan fonem /d/ pada kata [babat] untuk /babad/ .
B. PELEPASAN FONEM DAN KONTRAKSI
Pelepasan bunyi adalah hilangnaya bunyi atau fonem pada awal, tangah dan akhir sebuah kata tanpa mengubah makna. Pelepasan dapat pula berupa kontraksi atau pemendekan kata. Contoh : /tetapi/ menjadi /tapi/.
Pelepasan dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Aferesis, yaitu pelepasan fonem pada awal kata.
/tetapi/ menjadi /tapi/, /baharu/ menjadi /baru/
b. Sinkope, yaitu pelepasan fonem pada tengah kata.
/silahkan/ menjadi /silakan/, /dahulu/ menjadi /dulu/
c. Apokope, yaitu pelepasan fonem pada akhir kata.
/president/ menjadi /president/, /standard/ menjadi /standar/
Jenis pelepasan bunyi yang lain adalah haplologi ,yaitu pemendekan pada sebuah kata karena penghilangan suatu bunyi atau suku kata pada pengucapannya. Misalnya : tidak ada menjadi tiada, bagaimana menjadi gimana.
C. DISIMILASI
Disimilasi adalah perubahan bentuk kata karena salah satu dari dua buah fonem yang sama diganti dengan fonem yang lain. Contoh disimilasi :
a. Disimilasi sinkronis
Contohnya : ber + ajarà belajar. Fonem /r/ pada awalan ber- diubah menjadi /l/.
b. Disimilasi diakronis
Contohnya : kata cipta berasal dari bahasa Sansekerta yaitu citta. Jadi terdapat perubahan dari fonem /tt/ menjadi /pt/.
D. METATESIS
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu yang biasanya terdapat bersama dengan bentuk asli, sehingga ada variasi bebas. Misalnya, jalur menjadi lajur, almari menjadi lemari.
E. PENAMBAHAN FONEM
Berdasarkan letaknya, penambahan fonem dibedakan menjadi :
a. Protesis, yaitu penambahan fonem di awal kata.
/mas/ menjadi /emas, /tik/ menjadi /ketik/.
b. Epentesis, yaitu penambahan fonem di tengah kata.
/upat/ menjadi /umpat/, /kapak/ menjadi /kampak/.
c. Paragoge, yaitu penambahan fonem di akhir kata.
/ina/ menjadi /inang/, /lamp/ menjadi /lampu/.

BAB IV : FONOTAKTIK BAHASA INDONESIA
FONOTAKTIK DAN DISTRIBUSI FONEM
A. Fonotaktik
Fonotaktik adalah bidang fonologi atau fonemik yang mengatur tentang penjejeran fonem dalam kata. Contohnya, kata pertandingan memiliki 12 fonem. Jejeran fonem dari kata tersebut adalah /p,e,r,t,a,n,d,i,n,g,a,n/.
B. Distribusi Fonem
Distribusi fonem adalah bagian yang membahas posisi fonem apakah fonem tersebut terletak pada bagian awal,tengah atau akhir dalam sebuah kata.
1. Distribusi Vokal
Distribusi vokal lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel Posisi Vokal Dalam Fonem
Posisi
Fonem
Awal
Tengah
Akhir
/i/
/e/
/∂/
/a
/u/
/o/
/ikan/ ikan
/ekor/ ekor
/∂mas/ emas
/anak/ anak
/ukir/ ukir
/obat/ obat
/pintu/ pintu
/nenek/ nenek
/ruw∂t/ ruwet
/darma/ darma
/masuk/ masuk
/balon/ balon
/api/ api
/sore/ sore
/tipe∂/ tipe
/kota/ kota
/bau/ bau
/baso/ baso
2. Distribusi Konsonan
Distribusi konsonan lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel Posisi Konsonan Dalam Fonem
Posisi
Fonem
Awal
Tengah
Akhir
/p/
/b/
/t/
/d/
/c/
/j/
/k/
/g/
/f/
/v/
/s/
/z/
/š/
/h/
/m/
/n/
/ň/
/ƞ/
/r/
/l/
/w/
/y/
/pasang/
/bahasa/
/tali/
/dua/
/cakap/
/jalan/
/kami/
/galag/
/fakir/
/varia/
/suku/
/zeni/
/syarat/
/hari/
/maka/
/nama/
/nyata/
/ngilu/
/raih/
/lekas/
/wanita/
/yakin/
/apa/
/sebut/
/mata/
/ada/
/beca/
/manja/
/paksa/
/tiga/
/kafan/
/lava/
/asli/
/lazim/
/isyarat/
/lihat
/kami/
/anak/
/hanya/
/angin/
/juara/
/alas/
/hawa/
/payung/
/siap/
/adab/
/rapat/
/abad/
-
/mi’raj/
/politik/
/jajag/
/maaf/
-
/lemas/
-
/arasy/
/tanah/
/diam/
/daun/
-
/pening/
/putar/
/kesal/
-
-
DERETAN FONEM ,DIFTONG DAN GUGUS
A. Deretan Fonem
1. Deretan vokal
Deretan vokal lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Indeks vertikal menunjukan komponen pertama dan indeks horisontal menunjukkan komponen kedua.
Tabel Deretan Vokal Dalam Bahasa Indonesia
Vokal
/i/
/e/
/¶/
/o/
/a/
/u/
/i/
ia
iu
/e/
eo
/¶/
¶¶
/a/
ai
ao
aa
au
/o/
oa
/u/
ui
ue
ua
2. Deretan konsonan
Deretan konsonan lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Indeks vertikal menunjukan komponen pertama dan indeks horisontal menunjukkan komponen kedua.
Tabel Deretan Konsonan Dalam Bahasa Indonesia
Fonem
p
t
c
k
b
d
j
g
s
h
w
y
m
n
ň
ƞ
l
r
p

Pt






ps


py




pl
pr
t
Tp
tt


tb





tw
ty
tm




tr
c


















k

kt
Kc

kb
kd


ks

kw

km





b

bt



bd


bs


by




bl
br
d









dh

dy
dm



dl
dr
j
















ji
jr
g











gy






s
sp
st
sc















h

ht

hk




hs

hw
hy
hm



hl
hr
w


















y


















m
mp
mt
mc

mb

mj

ms
mh






ml
mr
n
np
nt
nc
nk

nd
nj











ň


















ƞ



ƞk



ƞg
ƞs







ƞl
ƞr
l
lp
lt

lk
lb
ld
lj

ls
lh
lw

lm





r
rp
rt
rc
rk
rb
rd


rs
rh
rw
ry
rm
rn


rl

3. Diftong
Diftong adalah dua buah vokal yang berdiri bersama dan pada saat diucapkan berubah kualitasnya. Perbedaan vokal dengan diftong adalah terletak pada car hembusan nafasnya. Diftong dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut
1. Diftong /au/, pengucapannya [aw]. Contohnya :
[harimaw] /harimau/
[kerbaw] /kerbau/
2. Diftong /ai/, pengucapannya [ay]. Contohnya :
[santay] /santai/
[sungay] /sungai/
3.Diftong /oi/, pengucapannya [oy]. Contohnya :
[amboy] /amboi/
[asoy] /asoi/
4. Gugus atau klaster
Gugus adalah deretan konsonan yang terdapat bersama pada satu suku kata.
Gugus konsonan pertama : /p/,/b/,/t/,/k/,/g/,/s/ dan /d/.
Gugus konsonan kedua : /l/,/r/ dan /w/.
Gugus konsonan ketiga : /s/,/m/,/n/ dan /k/.
Gugus konsonan keduanya adalah konsonan lateral /l/, misalnya :
- /pl/ [pleno] /pleno/
- /bl/ [blaƞko] /blangko/
- dan begitu seterusnya hingga konsonan kedua /r/ dan /w/.
Jika tiga konsonan berderet, maka konsonan pertama selalu /s/, yang kedua /t/,/p/ dan /k/ dan yang ketiga adalah /r/ atau /l/. Contohnya :
- /spr/ [sprey] /sprei
- /skr/ [skripsi] /skripsi/
- /skl/ [sklerosis] /sklerosis/