Mantra untuk
Menghindari Petir di Laut
Bismillah
Nabi Dauda Nabi
Sauda
Bali bali Ollah
Pati salimbu
Ashadu Allaa
ilaha illallah
Wa ashadu anna
Muhammadan Rasulullah
Subhanahu wata’ala
(anonim)
Mantra
di atas berfungsi untuk menghindari sambaran petir ketika sedang melakukan aktifitas
di laut. Kalimat Bismillah pada mantra ini sebagai kalimat pembuka
mantra yang bertujuan untuk memperoleh berkah dari Allah SWT.. Hal ini
menunjukkan bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan oleh pengguna mantra
diserahkan sepenuhnya kepada kekuasaan Allah SWT. Larik pertama, Bismillah berarti
“dengan menyebut nama Allah”.
Dalam
penerapan konsep Islam dalam kehidupan sehari-hari, selalu ditemui sebuah
petuah bijak yang mengatakan, “mulailah dengan bismillah”. Ini
semata-mata untuk memberikan dukungan moral yang secara psikologis mampu
membangkitkan rasa keyakinan dan sikap teguh akan apa yang dilakukan. Mantra
ini sesungguhnya mengandung banyak ajaran spiritual.
Nabi
Dauda Nabi Sauda artinya “Nabi Daud Nabi Saud”. Pada
bagian ini, terdapat dua buah nama yang dimunculkan oleh si Pembaca mantra,
yaitu nama Nabi Daud dan Nabi Saud. Nabi Daud dan Nabi Saud merupakan dua di
antara beberapa nabi yang diyakini keberadaannya oleh masyarakat. Kata nabi sendiri
memiliki arti sebagai orang yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT
dibandingkan dengan manusia biasa pada umumnya. Jadi, Nabi Daud dan Nabi Saud
dianggap memiliki keistimewaan oleh masyarakat.
Bali
bali Ollah memiliki arti “lawan lawan Tuhan”. Kata bali
artinya “lawan” dan ollah berarti “Tuhan”. Dalam larik ini mungkin memiliki
keterpecahan makna. Kata bali diulang sampai dua kali yang diikuti
dengan kata ollah. Bali secara semantik tidak dapat dirangkaikan
dengan kata ollah karena kata bali merupakan sebuah kata perintah
yang tidak pantas ditujukan kepada Tuhan. Pada hakikatnya Tuhanlah yang dapat memberi
perintah kepada manusia.
Pati
salimbu berarti “petir kilat”. Kata pati berarti
“kilat” dan salimbu berarti “petir”. Secara semantis, kata yang
membangun larik ini memiliki makna yang hampir sama. Perulangan kata yang
memiliki makna sama tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan keindahan bunyi dan
penekanan maksud.
Ashadu
Allaa ilaha illallah merupakan kalimat yang diserap dari bahasa
Arab yang artinya, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”. Kalimat
ini menunjukkan adanya pernyataan tentang keberadaan Allah SWT. Kalimat ini
merupakan rangkaian dari kalimat Wa ashadu anna Muhammadan Rasulullah artinya
“dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Kalimat kedua juga
menunjukkan sebuah pernyataan mengenai keberadaan Muhammad sebagai Rasul Allah.
Selanjutnya,
Subhanahu wata’ala artinya “Maha Suci dan Maha Tinggi”. Kalimat ini juga
berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari kata subhanahu dan wata’ala.
Kata subhanahu artinya “Maha Suci” dan wata’ala artinya “Maha
Tinggi. Kalimat ini memberikan pengertian bahwa Allah SWT dipandang sebagai
Sang pemilik kesucian yang paling tinggi.
Gambaran kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan
beserta nabi-nabinya terlihat jelas dalam mantra ini. Karena adanya kepercayaan
seperti itu, maka pembaca mantra yakin bahwa Tuhan akan memberikan
perlindungan-Nya. Kekuasaan Tuhan yang tidak mengenal batas menjadi harapan
bagi pembaca mantra untuk mendapatkan rasa aman dan kepercayaan diri ketika
sedang menghadapi suatu bahaya, yakni bahaya tersambar petir. Bagi masyarakat,
petir merupakan salah satu ancaman ketika sedang melaut karena laut merupakan alam
terbuka. Manusia yang berada di alam terbuka sangat besar kemungkinannya untuk terkena
sambaran petir. Untuk itu, melalui pembacaan mantra, mereka sesungguhnya memohon
perlindungan-Nya dengan perantaraan Nabi Daud dan Nabi Sauda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar