Rabu, 01 Januari 2014

Analisis Puisi Mantra--Anonim



Mantra untuk Menghindari Petir di Laut

Bismillah
Nabi Dauda Nabi Sauda
Bali bali Ollah
Pati salimbu
Ashadu Allaa ilaha illallah
Wa ashadu anna Muhammadan Rasulullah
Subhanahu wata’ala
(anonim)

Mantra di atas berfungsi untuk menghindari sambaran petir ketika sedang melakukan aktifitas di laut. Kalimat Bismillah pada mantra ini sebagai kalimat pembuka mantra yang bertujuan untuk memperoleh berkah dari Allah SWT.. Hal ini menunjukkan bahwa segala usaha dan upaya yang dilakukan oleh pengguna mantra diserahkan sepenuhnya kepada kekuasaan Allah SWT. Larik pertama, Bismillah berarti “dengan menyebut nama Allah”.
Dalam penerapan konsep Islam dalam kehidupan sehari-hari, selalu ditemui sebuah petuah bijak yang mengatakan, “mulailah dengan bismillah”. Ini semata-mata untuk memberikan dukungan moral yang secara psikologis mampu membangkitkan rasa keyakinan dan sikap teguh akan apa yang dilakukan. Mantra ini sesungguhnya mengandung banyak ajaran spiritual.
Nabi Dauda Nabi Sauda artinya “Nabi Daud Nabi Saud”. Pada bagian ini, terdapat dua buah nama yang dimunculkan oleh si Pembaca mantra, yaitu nama Nabi Daud dan Nabi Saud. Nabi Daud dan Nabi Saud merupakan dua di antara beberapa nabi yang diyakini keberadaannya oleh masyarakat. Kata nabi sendiri memiliki arti sebagai orang yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT dibandingkan dengan manusia biasa pada umumnya. Jadi, Nabi Daud dan Nabi Saud dianggap memiliki keistimewaan oleh masyarakat.
Bali bali Ollah memiliki arti “lawan lawan Tuhan”. Kata bali artinya “lawan” dan ollah berarti “Tuhan”. Dalam larik ini mungkin memiliki keterpecahan makna. Kata bali diulang sampai dua kali yang diikuti dengan kata ollah. Bali secara semantik tidak dapat dirangkaikan dengan kata ollah karena kata bali merupakan sebuah kata perintah yang tidak pantas ditujukan kepada Tuhan. Pada hakikatnya Tuhanlah yang dapat memberi perintah kepada manusia.
Pati salimbu berarti “petir kilat”. Kata pati berarti “kilat” dan salimbu berarti “petir”. Secara semantis, kata yang membangun larik ini memiliki makna yang hampir sama. Perulangan kata yang memiliki makna sama tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan keindahan bunyi dan penekanan maksud.
Ashadu Allaa ilaha illallah merupakan kalimat yang diserap dari bahasa Arab yang artinya, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”. Kalimat ini menunjukkan adanya pernyataan tentang keberadaan Allah SWT. Kalimat ini merupakan rangkaian dari kalimat Wa ashadu anna Muhammadan Rasulullah artinya “dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Kalimat kedua juga menunjukkan sebuah pernyataan mengenai keberadaan Muhammad sebagai Rasul Allah.
Selanjutnya, Subhanahu wata’ala artinya “Maha Suci dan Maha Tinggi”. Kalimat ini juga berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari kata subhanahu dan wata’ala. Kata subhanahu artinya “Maha Suci” dan wata’ala artinya “Maha Tinggi. Kalimat ini memberikan pengertian bahwa Allah SWT dipandang sebagai Sang pemilik kesucian yang paling tinggi.
Gambaran kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan beserta nabi-nabinya terlihat jelas dalam mantra ini. Karena adanya kepercayaan seperti itu, maka pembaca mantra yakin bahwa Tuhan akan memberikan perlindungan-Nya. Kekuasaan Tuhan yang tidak mengenal batas menjadi harapan bagi pembaca mantra untuk mendapatkan rasa aman dan kepercayaan diri ketika sedang menghadapi suatu bahaya, yakni bahaya tersambar petir. Bagi masyarakat, petir merupakan salah satu ancaman ketika sedang melaut karena laut merupakan alam terbuka. Manusia yang berada di alam terbuka sangat besar kemungkinannya untuk terkena sambaran petir. Untuk itu, melalui pembacaan mantra, mereka sesungguhnya memohon perlindungan-Nya dengan perantaraan Nabi Daud dan Nabi Sauda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar