Kamis, 02 Januari 2014

Mahabharata dalam Sastra Jawa

Mahabharata
Pengaruh Mahabharata besar sekali dalam sastra Jawa. Mungkin lebih besar daripada Ramayana. Mahabharata yang delapan belas parwa panjangnya telah dibuat dalam bahasa Jawa, dalam bentuk prosa. Di antara parwa-parwa yang terkenal ialah Adiparwa, Wirataparwa, dan Bhismaparwa. Pengaruh Mahabharata begitu mendalam sehingga orang Jawa menganggap pahlawan-pahlawan dari epos india sebagai nenek moyang mereka. Mahabharata sesungguhnya telah mendarah daging dalm kehidupan orang Jawa. Pertunjukkan wayang Purwa yang sangat digemari oleh orang Jawa, mengambil epos dari India. Khususnya Mahabharata.
Peperangan yang besar dinyanyikan dalam Kekawin Bharata Yuddha yang mula disusun oleh Mpu Sedah pada tahun 1157 di masa pemerintahan Jaya baya dari Kediri. Sedang yang menyelesaikan ialah Mpu Panuluh yang mana dia adalah pujangga Jawa yang sangat produktif, selain itu ia juga menyusun Kekawin Hari Wangsa yang menceritakan perkawinan Krisna dengan istrinya Rukmini. Kekawin Bharata yuddha diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa baru oleh seorang pujangga keraton yang bernama Yasadipura I di masa pakubuwana III. Gubahan Yasadipura I ini disebut Brata Yudar dan bersama-sama dengan Kekawin Bharata Yuddha menjadi bahan pertunjukkan wayang yang sangat penting.
Mahabharata dalam Sastra Melayu
Mahabarata dalam sastra melayu terkenal dengan nama Hkayat Pandawa.hikayat ini biasanya juga bernama hikayat Pandawa Lima,hikayat Pandawa jaya, Pandawa Panca lima.Ada juga cerita Pandawa yang menyimpang dari cerita Pandawa,misalnya Hikayat pandawa Lebur,Hikayat Angkawijaya.
Cerita Pandawa adalah saduran bebas dari syair Jawa kuno, yaitu kakawin: Hikayat Sang Boma adalah saduran bebas dari kakawin Bhomakawya.Ada juga para sarjana yang berpendapat bahwa cerita Pandawa dalam bahasa melayu sebenarnya adalah cerita wayang. Bukan itu saja,bahwa Kekawin Jawa Kuno juga dianggap saduran cerita wayang.Mungkin kekawin dan cerita wayang pernah sama-sama mempengaruhi cerita Pandawa dalam bahasa Melayu.Versi cerita Pandawa yang terkenal ialah Hikayat Pandawa Lima.
Hikayat Pandawa Lima
Van Der Tuuk membagi naskah ini menjadi tiga bagian,Bagian Bagian pertama adalah cerita lakon yang indah-indah ,bagiaqn kedua adalah cerita peperangan yang dinamai penulis naskah Hikayat Pandawa Jaya.Bagian ini adalah saduran dari Kekawin Bharata Yuddha yang disusun Mpu Sedah.Bagian ketiga ialah cerita lakon yang tidak terdapan pada Kekawin Bharata Yuddha.jalan cerita naskah menyerupai Hikayat Pandawa Lima yang diterbitkan oleh Khalid Hussain.
Ringkasan cerita (Menurut Naskah Royal Asiatic Society no.2)
     I.   Barma Sakti bertanding kekuatan dengan Brahma dan masuk ke tempat kediaman Dewi Puspa Maniaka. Ia mengambil Dewi Puspa Maniaka sebagai istri kemudian melahirkan dua orang putra. Salah seorang ialah Sang Mangunang. Sesudah besar, Sang Mangunang merebut negeri Marcu Jantaka dari tangan Maharaja Dewa dan menamakan dirinya Warga Dewa.
     II. Bagian ini mengisahkan peperangan yang hebat. Batara Kresna dikirim ke Astinapura untuk meminta setengah kerajaan dari Duryudana seperti yang dijanjikan. Duryodhana, disokong oleh Karna, menolak mengembalikan setengah kerajaan kepada para Pandhawa. Maka terjadilah peperangan yang terkenal dengan nama Bharatayuda. Yang mula-mula gugur ialah Begawan, bisma, kemudian Drona, dan Karna. Kemudian Salya. Patih Sengkuni dan Duryodhana juga mati terbunuh. Dari pihak Pandawa juga banyak yang gugur, yang ternama ialah Abimanyu dan Gatotkaca. Peperangan ini berakhir dengan kemenangan para Pandawa. Bagian ini, menurut Van der Tuuk, adalah saduran dari Kekawin Bharatayuda karangan Mpu Sedah dan disadur dari bahasa Sanskrit.
     III. Patih Sengkuni setelah dibunuh oleh Bima, hidup kembali karena ia mempunyai kesaktian yang bernama “Panji Suata”. Patih Sengkuni menghimpun semua rakyat Kurawa yang bercerai-berai dan membuat negeri di hutan Imaguna. Hal ini terdengar oleh Kresna yang kemudian menganjurkan kepada Darmawangsa supaya mengirim orang pergi melihat benar tidaknya hal itu. Kresna menganjurkan supaya anak-anaknya Pramejamana yang diberi tugas ini. Kalau orang lain yang pergi pastilah Sengkuni melarikan diri. Adapun ketika Parikastri menjadi menjadi raja, kerajaan itu amat sentosa adanya. Tamatlah hikayat Pandawa Lima dari karangan orang yang bijaksana arif segala tuan-tuan membaca dia atau mendengar dia.
Naskah

NASKAH Hikayat Pandawa agak banyak. Di museum Jakarta ada 8 naskah, di perpustakaan Leiden ada 3. Judulnya berbeda-beda. Ada yang disebut Hikayat Pandhawa Lima; Hikayat Pandawa Jaya dan lain-lain. Yang agak berbeda dengan cerita Pandawa yang umum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar