Kamis, 02 Januari 2014

Sastra Melayu Klasik--Hikayat Muhammad hanafiah

Hikayat Muhammad Hanafiah
Pada umumnya para sarjana berpendapat bahwa Hikayat Muhammad Hanafiah ini berasal dari sumber arab. Hikayat ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama adalah cerita Nabi Muhammad. Bagian kedua, cerita Hassan dan Hussain, dan bagian ketiga, cerita Muhammad hanafiah. Pembicaraan tentang hikayat ini akan baru akan dilakukan dalam cerita Sahabat Nabi Muhammad. Di bawah ini disajikan bagian pertama yang terdapat di dalam naskah yang dicap dengan batu di Singapura. Bagian ini sudah dihilangkan dari teks Hikayat Muhammad Hanafiah yang diterbitkan oleh L. F. Brakel.
Ringkasan cerita
Dimulai dengan penciptaan Nur (cahaya) Nabi Muhammad. Maka Nur Muhammad pun sujud kepada Tuhan lima ribu tahun lamanya. Setelah itu dijadikan pula Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, dan Isa. Maka Jibril pun dititahkan pergi mengambil hati bumi untuk dijadikan lembaga Rasul Allah. Maka lembaga itu turun-menurun sampai kepada Amir Abdullah.
Selanjutnya diceritakan kisah Fatimah Syam yang terlalu tahu membaca kitab Taurat. Dilihatnya dalam kitabnya bahwa nabi akhir zaman akan lahir sebagai anak seorang lelaki yang dahinya bercahaya seperti bintang zohrat. Lelaki itu ialah Amir Abdullah. Maka pergilah Fatimah Syam untuk berjumpa dengan Amir Abdullah dan ingin bersuamikan Amir Abdullah. Amir pun bersedia menjadikan Fatimah sebagai istri, tetapi ia harus meminta izin dulu kepada bapaknya. Dalam perjalanan pulang, Amir Abdullah teringat dengan istrinya, Siti Aminah, yang parasnya seperti bidadari. Maka pulanglah Amir ke rumahnya dan berkhalwat dengan istrinya.
Setelah berkhalwat dengan istrinya, dengan takdir Allah, cahaya yang ada pada dahinya Amir Abdullah jatuh ke rahimnya Siti Aminah. Kemudian, Fatimah Syam yang melihat bahwa cahaya itu tidak ada lagi di dahinya Amir Abdullah menangis dan putuslah harapannya akan Amir Abdullah itu. Fatimah pun kembali ke negerinya, yaitu bani Syam.
Enam bulan kemudian, Amir Abdullah kembali ke rahmatullah. Aminah lalu melahirkan seorang anak lak-laki yaitu nabi akhir zaman. Tatkala nabi lahir itu, segala berhala binasa, api yang menyala padam, dan air laut pun menjadi kering. Mahligai Nursyirwan pun runtuh lalu jatuh ke bumi. Lalu awan putih muncul menjadi pengasuh nabi. Adapun Rasullulah tidak mau menyusui kepada ibunya. Akhirnya, Aminah mencari perempuan tua yang mau menyusui anaknya itu. Halimah, seorang perempuan dari banu Syam bersedia menyusui Rasullulah. Pada suatu hari, saat usia Rasul Allah 12 tahun, dia ditangkap oleh dua orang berpakaian putih. Rasullulah di bawa ke suatu padang dan perutnya dibelah lalu dijahit seperti semula. Anak Halimah yang melihat kejadian itu segera memberitahu ibunya. Mendengar cerita dari anaknya itu, Halimah segera bertanya pada ahli nujum. Akan tetapi, ahli nujum itu justru ingin membunuh Rasullullah. Halimah takut akan ada bahaya yang mengancam Rasullullah itu, lalu ia segera membawa Rasul Allah kepada Abdul Mutholib, kakeknya Rasullullah.
Suatu ketika, Abdul Mutholib meninggal dunia. Lalu Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya, Abu Tholib. Pada usia delapan belas tahun, Siti Atiqah meminta Abu Tholib untuk mencarikan istri untuk Nabi Muhammad. Namun, Abu Tholib tidak mampu karena dia tidak mempunyai harta untuk ia berikan kepada calon istrinya Muhammad. Kemudian, Atiqah pun mencarikan calon istri untuk Muhammad. Siti Khadjah, seorang janda kaya, melihat Nabi Muhammad sangat tampan langsung terpesona dan ingin menikahinya. Akhirnya mereka menikah dan dari hasil pernikahannya itu mereka diberi empat orang anak, yaitu Zainab, Ruqqayah, Kulthum, dan Fatimah. Lalu, suatu hari, ketika nabi sudah berumur 40 tahun, malaikat Jibril datang membawa wahyu dan nabi diajari untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah itu, Nabi mengajari Khadijah untuk membaca dua kalimat syahadat itu.

Pada suatu riwayat, Nabi Muhammad melakukan perjalanan Isra Mi’raj. Setelah beberapa lamanya, nabi sakit lalu ia meninggal dunia dalam usia 66 tahun. Lalu, ketika Fatimah sudah besar, Fatimah menikah dengan Ali. Kemudian Ali menikah lagi dengan wanita lain dan menghasilkan seorang anak laki-laki bernama Muhammad Hanafiyah. Muhammad Hanafiyah yang kemudian meneruskan perjuangan Nabi Muhammad untuk membela agama Islam dari musuh-musuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar