Kamis, 02 Januari 2014

Pengaruh Ramayana dalam Sastra Melayu Klasik


      Bentuk cerita Ramayana (transformasinya) dalam sastra melayu klasik.
Cerita Ramayana, dalam perjalanannya mengalami beberapa pergeseran alur cerita, karena setiap daerah mempunyai versinya sendiri. Di Thailand misalnya, cerita Ramayana diceritakan di situ enam daripada rajanya bernama Rama dan raja juga dianggap titisan wisnu. Ibu kota Thailand, Ayuthia, juga mengingatkan kita kepada Ayodya yang disebut dalam Ramayana. Hal ini berbeda sekali dengan Ramayana asli dari India.
Di Laos, cerita Rama diceritakan di situ dalam Rama Jataka yang suda dipengaruhi oleh Dasarata Jataka. Rama Jataka agak aneh jalan ceritanya. Dalam cerita ini Rama dan Rawana adalah saudara sepupu, dan di ending cerita Sita (di sini bernama Cantha) diberikan kepada Rawana sebagai istri. Di Campa (Vietnam selatan sekarang) cerita Rama sudah menjadi semacam epos rakyat dan semua peristiwa dianggap berlaku di Campa. Sedangkan di Indonesia, Cerita Rama telah dipahatkan dipahatkan di relief-relief di candi Loro Jonggrang, di prambanan Jogjakarta. Di saat itu pula, cerita Rama telah disalin dalam bentuk puisi Jawa yang paling kuno, yaitu Kakawin Ramayana. Pada paroh kedua abad 18, seorang penyair istana, Yasadipura mengubahnya dalam kawi miring (puisi baru Jawa dalam bentuk macapat). Gubahan Yasadipura ini ialah Serat Rama.
Di samping serat Rama, munculah cerita Rama. Cerita Rama ini sering diberi nama Serat Kanda Ning Ringgit Purwa (ringkasnya Serat Kanda saja. Serat Kanda adalah cerita Rama yang khas Jawa, di dalamnya di sisipkan juga cerita islam, pandawa dan cerita Jawa. Ada juga cerita Rama yang diberi nama Raja Kling. Raja Kling ini, jalan ceritanya hampir sama dengan Hikayat Melayu.
Serat Kanda Ning Ningrat Purwa, pada awalnya cerita ini dimulai dengan pengtengkaran Adam dan Hawa kemudian adalah cerita watu gunung. Sampai cerita Rama dan Laksamana, Dasamuka di gambarkan di situ memaksa Dasarata, ayah Rama menyerahkan permaisuri Lesmanadari kepadanya. Setelah itu, adalah cerita Rama merebut Sinta dalam sayembara yang diadakan oleh Kala. Naskah ini berakhir dengan tiba-tiba. Di ending cerita diceritakan Rama dan Sinta mandi dalam satu kolam dan menjadi kera.

Sastra Jawa masih mengenal cerita Rama yang diberi nama Ramayana Sasak, Rama Tambak dan Rama Nitis. Dari ketiga cerita tersebut, Ramayana Sasak lah yang mengandung cerita Rama yang agak lengkap dan cerita lainnya hanyalah mengandung sebagian daripada cerita Rama saja. Rama Tambak hanya menceritakan bagian akhir perang di Langka. Sedangkan Rama Nitis tentang pemberontakan Anggada. Suatu ciri yang khas yaitu cerita Pandhawa yang sudah di campur-adukkan dengan cerita Rama dalam suatu cerita yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar