Bentuk cerita Ramayana (transformasinya)
dalam sastra melayu klasik.
Cerita
Ramayana, dalam perjalanannya mengalami beberapa pergeseran alur cerita, karena
setiap daerah mempunyai versinya sendiri. Di Thailand misalnya, cerita Ramayana
diceritakan di situ enam daripada rajanya bernama Rama dan raja juga dianggap
titisan wisnu. Ibu kota Thailand, Ayuthia, juga mengingatkan kita kepada Ayodya
yang disebut dalam Ramayana. Hal ini berbeda sekali dengan Ramayana asli dari
India.
Di
Laos, cerita Rama diceritakan di situ dalam Rama Jataka yang suda dipengaruhi
oleh Dasarata Jataka. Rama Jataka agak aneh jalan ceritanya. Dalam cerita ini
Rama dan Rawana adalah saudara sepupu, dan di ending cerita Sita (di sini
bernama Cantha) diberikan kepada Rawana sebagai istri. Di Campa (Vietnam
selatan sekarang) cerita Rama sudah menjadi semacam epos rakyat dan semua
peristiwa dianggap berlaku di Campa. Sedangkan di Indonesia, Cerita Rama telah
dipahatkan dipahatkan di relief-relief di candi Loro Jonggrang, di prambanan
Jogjakarta. Di saat itu pula, cerita Rama telah disalin dalam bentuk puisi Jawa
yang paling kuno, yaitu Kakawin Ramayana.
Pada paroh kedua abad 18, seorang penyair istana, Yasadipura mengubahnya dalam
kawi miring (puisi baru Jawa dalam bentuk macapat). Gubahan Yasadipura ini
ialah Serat Rama.
Di
samping serat Rama, munculah cerita Rama. Cerita Rama ini sering diberi nama
Serat Kanda Ning Ringgit Purwa (ringkasnya Serat Kanda saja. Serat Kanda adalah
cerita Rama yang khas Jawa, di dalamnya di sisipkan juga cerita islam, pandawa
dan cerita Jawa. Ada juga cerita Rama yang diberi nama Raja Kling. Raja Kling
ini, jalan ceritanya hampir sama dengan Hikayat Melayu.
Serat
Kanda Ning Ningrat Purwa, pada awalnya cerita ini dimulai dengan pengtengkaran
Adam dan Hawa kemudian adalah cerita watu gunung. Sampai cerita Rama dan
Laksamana, Dasamuka di gambarkan di situ memaksa Dasarata, ayah Rama
menyerahkan permaisuri Lesmanadari kepadanya. Setelah itu, adalah cerita Rama
merebut Sinta dalam sayembara yang diadakan oleh Kala. Naskah ini berakhir
dengan tiba-tiba. Di ending cerita diceritakan Rama dan Sinta mandi dalam satu
kolam dan menjadi kera.
Sastra
Jawa masih mengenal cerita Rama yang diberi nama Ramayana Sasak, Rama Tambak
dan Rama Nitis. Dari ketiga cerita tersebut, Ramayana Sasak lah yang mengandung
cerita Rama yang agak lengkap dan cerita lainnya hanyalah mengandung sebagian
daripada cerita Rama saja. Rama Tambak hanya menceritakan bagian akhir perang
di Langka. Sedangkan Rama Nitis tentang pemberontakan Anggada. Suatu ciri yang
khas yaitu cerita Pandhawa yang sudah di campur-adukkan dengan cerita Rama
dalam suatu cerita yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar