BAB I : PRODUKSI BUNYI-BUNYI BAHASA
PENGERTIAN,
KAJIAN DAN PRODUKSI BUNYI BAHASA
A. Pengertian
bunyi bahasa
Bunyi bahasa
adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi bahasa dapat pula
diartikan sebagai bunyi yang diartikulasikan yang menghasilkan gelombang bunyi
sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
B. Kajian bunyi
bahasa
Fonetik
merupakan kajian mengenai bunyi bahasa. Berdasarkan proses terjadinya, fonetik
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Fonetik
artikulatoris
b. Fonetik
akustis
c. Fonetik
auditoris
C. Produksi
bunyi bahasa
Dalam proses
pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor yang terlibat, yaitu :
1. sumber
tenaga ( udara yang dihembusjan oleh paru-paru )
2. alat ucap
yang dilewati udara dari paru-paru ( batang tenggorok, kerongkongan, rongga
mulut dan rongga hidung )
3. artikulator
( penghambat )
Proses
pembentukan bahasa melibatkan empat komponen, yaitu proses aliran udara, proses
fonansi, proses artikulasi dan proses orsonal. Produksi bunyi melibatkan
alat-alat ucap di sekitar mulut, hidung dan tenggorokan. Namun, pada dasrnya
alt ucap terdiri atas paru-paru, kerongkongan, langit-langit,gusu dalam,
gigi,bibir dan lidah.
KLASIFIKASI
BUNYI BAHASA
A. Berdasarkan
ada tidaknya artikulasi
a. Vokal
b. Konsonan
c. Semi-vokal
B. Berdasarkan
jalan keluarnya arus udara.
a. Bunyi nasal
b. Bunyi oral
C. Berdasarkan
ada tidaknya ketegangan arus udara saat bunyi di artikulasikan.
a. Bunyi keras
(fortis)
b. Bunyi lunak
(lenis)
D. Berdasarkan
lamanya bunyi diucapkan atau diartikulasikan
a. Bunyi
panjang
b. Bunyi pendek
E. Berdasarkan
derajat kenyaringannya, bunyi dibedakan menjadi bunyi nyaring dan bunyi tak
nyaring.
F. Berdasarkan
perwujudannya dalam suku kata
a. Bunyi
tunggal, yaitu bunyi yang berdiri sendiri dalam satu suku kata (semua bunyi
vokal atau monoftong dan konsonan).
c. Bunyi
rangkap, yaitu dua bunyi atau lebih yang terdapat dalam satu suku kata. Bunyi
rangkap terdiri dari
- Diftong
(vokal rangkap) : [ai], [au] dan [oi].
- Klaster
(gugus konsonan) : [pr], [kr], [tr] dan [bl].
G. Berdasarkan
arus udara
- Bunyi
egresif, yaiyu bunyi yang dibentuk dengan cara mengeluarkan arus udara dari
dalam paru-paru.
- Bunyi
ingresif, yaitu bunyi yang dibentuk dengan cara menghisap udara ke dalam
paru-paru.
PEMBENTUKAN
VOKAL
A. Berdasarkan
posisi bibir
a. Vokal bulat,
yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Misalnya, vokal [u], [o]
dan [a].
b. Vokal tak
bulat, yaitu vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau melebar.
Misalnya, [I], [e] dan [¶].
B. Berdasarkan
tinggi rendahnya lidah
a. Vokal
tinggi, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah merapat ke rahang atas :
[I] dan [u].
b. Vokal madya
, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas
: [a] dan [¶].
c. Vokal
rendah, yaitu vokal yang dibentuk jika rahang bawah dimundurkan lagi
sejauh-jauhnya : [a].
C. Berdasarkan
maju mundurnya lidah
a. Vokal depan,
yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian depan : [i]
dan[e].
b. Vokal
tengah, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah begian tengah : [a] dan
[¶].
c. Vokal
belakang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan naik turunnya lidah bagian
belakang : [u] dan [o].
D. Berdasarkan
strikturnya
Striktur adalah
keadaan hubungan posisional artikulator (aktif) dengan artikulator pasif atau
titik artikulasi. Dilihat dari strikturnya, vokal dibedakan menjadi :
a. Vokal
tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin
mendekati langit-langit dalam batas vokal. [i] dan [u].
b. Vokal semi
tertutup, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat duapertiga di atas
vokal paling rendah : [e] dan[o].
c. Vokal semi
terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian
sepertiga di atas vokal paling rendah :[Î] dan [o].
d. Vokal
terbuka, yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi aerendah mingkin :
[a] dan [A].
PEMBENTUKAN
KONSONAN
A. Berdasarkan
daerah artikulasinya (striktur)
a. Konsonan
bilabial : [p], [b], [m] dan [w].
b. Konsonan
labiodental : [f] dan [v].
c. Konsonan
apiko-dental : [t], [d] dan [n].
d. Konsonan
apiko-alveolar : [s], [z[, [r] dan [l].
e. Konsonan
paltal (lamino-palatal) : [c], [j], [S], [n] dan [y].
f. Konsonan
velar (dorso-velar) : [k], [g], [x] dan [h].
g. Konsonan
glotal atau hamzah : [?]
h. Konsonan
laringal: [h].
B. Berdasarkan
cara artikulasinya
a. Konsonan
hambat (stop): [p], [t], [c],[k], [d], [j], dan [g].
b. Konsonan
geser (frikatif) : [h], [s], [S], [z] dan [x].
c. Konsonan
likuida (lateral) : [l].
d. Konsonan
getar (trill) : [r].
e. Semi vokal :
[w] dan [y].
C. Berdasarkan
posisi pita suara
a. Konsonan
bersuara : [b], [m], [v], [d], [r], [n], [j], [h], [g] dan [r].
b. Konsonan tak
bersuara : [p], [t], [c], [k], [?], [f], [S], [x] dan [h].
D. Berdasarkan
jalan keluarnya udara
a. Konsonan
nasal : [m], [n] dan [h}.
Konsonan oral,
contohnya adalah semua konsonan selain pada konsonan nasal.
BAB II :
Pengaruh Bunyi Bahasa
PENGARUH DAN
PEMENGARUH BUNYI BAHASA
A. Proses
Asimilai
Proses
asimilasi adalah pengaruh yang mempengaruhi bunyi tanpa mempengaruhi identitas
fonem dan terbatas pada asimilasi fonetis saja. Berdasarkan arah pengaruh
bunyinya, proses asimilasi dibedakan menjadi :
a. Asimilasi
Progresif
b. Asimilasi
Regresif
B. Artikulasi
penyerta
Proses pengaruh
bunyi yang disebabkan oleh artikulasi ini dibedakan menjadi :
a. Labialisasi,
yaitu pembulatan bibir pada artikulasi primer sehingga terdengar binyi
semi-vokal [w] pada bunyi utama tersebut. Misalnya, bunyi [t] pada kata
tujuan terdengar sebagai bunyi [tw].
b. Retrofleksi,
yaitu penarikan ujung lidah ke belakang pada artikulasi primer, sehingga
terdengar bunyi [r] pada bunyi utama. Misalnya, [kr] dari bunyi [k]
pada kata kardus.
c.
Palatalisasi, yaitu pengangkatan daun lidah ke arah langhit-langit keras pada
artikulasi primer. Misalny bunyi [p] pada kata piara terdengarsebagai [py].
d. Velarisasi,
yaitu pengangkatan pangkal lidah ke arah langit-langit lunak pada artikulasi
primer. Misalnya, bunyi [m] pada kata mahluk terdengar sebagai [mx].
e. Glotalisasi,
yaitu proses penyerta hambatan pada glottis atau glottis tertutup rapat sewaktu
artikulasi primer diucapkan. Vokal dalam bahasa Indonesia sering diglotalisasi.
Misalnya, bunyi [o] pada kata obat terdengar sebagai [?o].
C. Pengaruh
bunyi karena distribusi
Pengaruh bunyi
karena distribusi menimbulkan proses-proses sebagai berikut :
a. Aspirasi,
yaitu pengucapan suatu bunyi disertai dengan hembusan keluarnya udara dengan
kuat sehingga terdengar bunyi [h]. Misalnya, konsonan letup bersuara [b,d,j,g]
terdengar sebagai [bh,dh,jh,gh].
d. Pelepasan,
yaitu pengucapan bunyi hambat letup yang seharusnya dihambat tetapi tidak
dihambat dan dengan serentak bunyi berikutnya diucapkan. Pelepasan dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
- Lepas tajam
atau lepas penuh
- Lepas nasal
- Lepas
sampingan
- Pemgafrikatan.
D. Kehomorganan
Kehomorganan
yaitu konsonan yang mempiunyai sifat khusus. Terdapat dua jenis kehomorganan,
yaitu :
a. Kehomorganan
penuh
b. Kehomorganan
sebagian
TRANSKRIPSI
BUNYI BAHASA
Transkripsi
adalah penulisan tuturan atau perubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan
lafal bunyi, fonem, morfem atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlakudalam
suatu bahasa yang menjadi sasarannya. Transkripsi dibedakan menjadi.
a. Transkripsi
fonetis, yaitu penulisan pengubahan menurut bunyi. Tanda […]
b. Transkripsi
fonemis, yaitu transkripsi bahasa menurut fonem. Tanda /…/
c. Transkripsi
fonemis, yaitu penulisan pengubahan menurut morfem. Tanda {…}
d. Transkripsi
ortografis, yaitu penulisan pengubahan menurut huruf atau ejaan bahasa yangt
menjadi tujuannya. Tanda <…>
Transliterasi
adalah penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain
tanpa menghiraukan lafal bunyi kata yang bersankutan. Misalnya, transliterasi
dari aksara jawa dialihkan ke huruf abjad latin.
BUNYI
SUPRASEGMENTAL
Ciri-ciri bumyi
suprasegmental antara lain :
a. Jangka,
yaitu panjang pendeknya bunyi yang diucapkan. Tanda […]
b. Tekanan,
yaitu penonjolan suku kata dengan memperpanjang pengucapan, meninggikan nada
dan memperbesar intensitas tenaga dalam pengucapan suku kata tersebut.
c. Jeda atau
sendi, yaitu ciri berhentinya pengucapan bunyi. Sendi dibedakan menjadi:
a. Sendi tambah
b. Sendi
tunggal (/)
c. Sendi
rangkap (//)
d. Sendi kepang
rangkap (#)
d. Intonasi dan
ritme
Intonasi adalah
cirri suprasegmental yang berhubungan dengan naik turunnya nada dalam pelafalan
kalimat
Ritme adalah
cirri suprasegmental yang br\erhubungan dengan pola pemberian tekanan pada kata
dalam kalimat.
BAB III :
FONEMIK : KAJIAN FONEM
PENGERTIAN DAN
PENGENALAN FONEM
A. PENGERTIAN
FONEM DAN FONEMISASI
Fonem adalah
satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki
fungsi untuk membedakan makna.
Fonemisasi
adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan
makna tersebut.
B. PENGENALAN FONEM
Dalam
mengenalui fonem terdapat beberapa pokok pikiran umum yang disebut
premis-premis fonologis. Berdasarka nsifat umumnya premis-premis bahasa
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bunyi bahasa
mempunyai kencenderungan untuk dipengaruhi oleh lingkungannya.
b. Sistem bunyi
mempunyai kecenderungan bersifat simetris.
c. Bunyi-bunyi
bahasa yangsecara fonetis mirip harus digolongkan ke dalam kelas-kelas bunyi
(fonem) yang berbeda, apabila terdapat pertentangan di dalam lingkungan yang
sama.
d. Bunyi-bunyi yang
secara fonetis mirip dan terdapat di dalam distribusi yang komplementer, harus
dimasukkan ke dalam kelas-kelas bunyi (fonem) yang sama.
Untuk mengenal
dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional (fonem ),biasanya
ditentukan melalui kontras pasangan minimal. Pasangan minimal ini adalah
pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan bermakna pada sebuah bahasa
atau kata tunggal yang secara ideal sama, kecuali satu bunyi berbeda. Contohnya
: dara dan tara à /d/ dan /t/
kalah dan galah à
/k/ dan /g/
C. BEBAN
FUNGSIONAL FONEM
Dalam kajian
fonologi sering dipaparkan beban fungsional dari oposisi fonemis tertentu.
Beban oposisi rendah terdapat pada bunyi /p/ dan /f/ pada katakapan dan kafan,
sedangkan beban oposisi tinggi terdapat pada bunyi /k/ dan /g/ pada kata gita
dan kita.
REALISASI DAN
VARIASI FONEM
A. REALISASI
FONEM
Realisasi fonem
adalah pengungkapan sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis, yaitu fonem
menjadi bunyi bahasa
1. realisasi
vokal
berdasarkan
pembentukannya, realisasi fonem vokal dibedakan sebagai berikut :
a. Fonem /i/
adalah vokal tinggi-depan-tak bulat.
b. Fonem /u/
adalah vokal atas-belakang-bulat.
c. Fonem /e/
adalah vokal sedang-depan-bulat.
d. Fonem /¶/
adalah vokal sedang-tangah-bulat.
e. Fonem /o/
adalah vokal sedang-belakang-bulat
f. Fonem /a/
adalah vokal rendah-tengah-bulat.
2. Realisasi
konsonan
berdasarkan
cara pembentukannya, realisasi fonem konsonan dibedakan sebagai berikut :
a. Konsonan
hambat, dibedakan sebagai berikut :
- konsonan
hambat-bilabial, yaitu fonem /p/ dan /b/
- konsonan
hambat-dental, yaitu fonem /t/ dan /d/
- konsonan
hambat-palatal, yaitu /c/ dan /j/
- konsonan
hambat-velar, yaitu /k/ dan /g/
b. Konsonan
Frikatif, dibedakan sebagai berikut :
- Konsonan
frikatif-labio-dental, yaitu /f/ dan /v/
- Konsonan
ferikatif-alveolar, yaitu /s/ dan /z/
- Konsonan
frikatif-palatal tak bersuara, yaitu /š/
- Konsonan
frikatif-velar tak bersuara, yaitu /x/ dan /kh/
- Konsonan
frikatif-glotal tak bersuara, yaitu /h/
c. konsonan
getar-alveolar, yaitu /r/
d. konsonan
lateral-alveolar, yaitu /l/
e. konsonan
nasal, dibedakan dalam daerah artikulasinya sebagai berikut :
- konsonan
nasal-bilabial, yaitu /m/
- konsonan
nasal-dental, yaitu /n/
- konsonan
nasal-palatal, yaitu /ň/
- konsonan
nasal-velar, yaitu /h/
f. semi-vokal ,
yaitu semivokal bilabial (/w/) dan semivokal palatal( /y/).
B. VARIASI
FONEM
Variasi fonem
ditentukan oleh lingkungan dalam distribusi yang komplementer disebut variasi alofonis.
Variasi fonem yang tidak membedakan bentuk dan arti kata disebut alofon.
a. Alofon vokal
- Alofon fonem
/i/, yaitu
[i] jika
terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/
[I] jika
terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/
[Iy]
palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/
[ϊ] nasalisasi
jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/
- Alofon fonem
/ε/, yaitu
[e] jika
terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang
mengandung
alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/
[ε] jika
terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya, [pεsta]à/pesta/
[¶] jika
terdapat pada posisi suku kata terbuka. [p¶ta]à/peta/
[¶] jika
terdapat pada posisi suku kata tertutup. [sent¶r]à/senter/
- Alofon fonem
/o/, yaitu
[o] jika
terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/
[É] jika terdapat
pada posisi lain. [jeblÉs]à/jeblos/
- Alofon fonem
/a/, yaitu
[a] jika
terdapat pada semua posisi suku kata.
[aku]à/aku,
[sabtu]à/sabtu/
- Alofon fonem
/u/, yaitu
[u] jika
terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[aku]à/aku/,
[buka]à/buka/
[U] jika terdapat
pada suku kata tertutup.
[ampUn]à/ampun/,
[kumpul]à/kumpul/
[uw]
labialisasi jika diikuti oleh[I,e,a].
[buwih]à/buih/,
[kuwe]à/kue/
b. Alofon
konsonan
- fonem /p/
[p] bunyi lepas
jika diikuti vokal.
[pipi]à/pipi/,
[sapi]à/sapi/
[p>]
bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[atap>]à/atap/,
[balap>]à/balap/
[b] bunyi lepas
jika diikuti oleh vocal.
[babi]à/babi/,
[babu]à/babu/
[p>]
bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup, namun berubah lagi
menjadi [b] jika diikuti lagi vokal.
[adap>]à/adab/,
[jawap>]à/jawab/
- Fonem /t/
[t] bunyi lepas
jika diikutu oleh vokal.
[tanam]à/tanam/,
[tusuk]à/tusuk/
[t>]
bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/
[d] bunyi lepas
jika diikuti vocal.
[duta]à/duta/,
[dadu]à/dadu/
[t>]
bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika terdapat pada suku kata
tertutup atau pada akhir kata.
[abat>]à/abad/,[murtat>]à/murtad/
- Fonem /k/
[k] bunyi lepas
jika terdapat pada awal suku kata.
[kala]à/kala/,
[kelam]à/kelam/
[k>]
bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata dan diikuti konsonan lain.
[pak>sa]à/paksa/,
[sik>sa]à/siksa/
[?] bunyi
hambat glottal jika terdapat pada akhir kata.
[tida?]à/tidak/,
[ana?]à/anak/
- Fonem /g/
[g] bunyi lepas
jika diikuti glottal.
[gagah]à/gagah/,
[gula]à/gula/
[k>]
bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika terdapat di akhir kata.
[beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/
- Fonem /c/
[c] bunyi lepas
jika diikuti vocal.
[cari]à/cari/,
[cacing]à/cacing/
- Fonem /j/
[j] bunyi lepas
jika diikuti vocal.
[juga]à/juga/,
[jadi]à/jadi/
- Fonem /f/
[j] jika
terdapat pada posisi sebelum dan sesudah vocal.
[fakir]à/fakir/,
[fitri]à/fitri/
- Fonem /p/
[p] bunyi
konsonan hambat-bilabial-tak bersuara
[piker]à/piker/,
[hapal]à/hapal/
- Fonem /z/
[z] [zat]à/zat/,
[izin]-à/izin/
- Fonem /š/
[š] umumnya
terdapat di awal dan akhir kata
[šarat]à/syarat/,
[araš]à/arasy/
- Fonem /x/
[x] berada di
awal dan akhir suku kata.
[xas]à/khas/,
[xusus]à/khusus/
- Fonem /h/
[h] bunyi tak
bersuara jika terdapat di awal dan akhir suku kata.
[hasil]à/hasil,
[hujan]à/hujan/
[H] jika berada
di tengah kata
[taHu]à/tahu/,
[laHan]à/lahan/
- Fonem /m/
[m] berada di
awal dan akhir suku kata
[masuk]à/masuk/,
[makan]à/makan/
- Fonem /n/
[n] berada di
awal dan akhir suku kata.
[nakal]à/nakal/,
[nasib]à/nasib/
- Fonem /ň/
[ň] berada di
awal suku kata
[baňak]à/banyak/,
[buňi]à/bunyi/
- Fonem /Ƞ/
[Ƞ] berada di
awal dan akhir suku kata.
[Ƞarai]à/ngarai/,
[paȠkal]à/pangkal/
- Fonem /r/
[r] berada di
awal dan akhir suku kata, kadang-kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular
[R].
[raja] atau
[Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/
- Fonem /l/
[l] berada di
awal dan akhir suku kata.
[lama]à/lama/,
[palsu]à/palsu/
- Fonem /w/
[w] merupakan
konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku
kata.
[waktu]à/waktu/,
[wujud]à/wujud/
- Fonem /y/
[y] merupakan
konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku
kata.
[santay]à/santai/,
[ramai]à/ramai/
GEJALA
FONOLOGIS
A. NETRALISASI
DAN ARKIFONEM
Netralisasi
adalah alternasi fonem akibat pengaruh lingkungan atau pembatalan perbedaan
minimal fonem pada posisi tertentu. Alternasi fonem adalah perubahan fonem
menjadi fonem lain tanpa membedakan makna. Adanya bunyi /t/ pada akhir lafal
kata [babat] untuk /babad/ adalah hasil netralisasi.
Arkifonem
adalah golongan fonem yang kehilangan kontraspada posisi tertentu dan biasa
dilambangkan dengan huruf besar seperti/D/ yang memiliki alternasi atau varian
fonem /t/ dan fonem /d/ pada kata [babat] untuk /babad/ .
B. PELEPASAN
FONEM DAN KONTRAKSI
Pelepasan bunyi
adalah hilangnaya bunyi atau fonem pada awal, tangah dan akhir sebuah kata
tanpa mengubah makna. Pelepasan dapat pula berupa kontraksi atau pemendekan
kata. Contoh : /tetapi/ menjadi /tapi/.
Pelepasan
dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Aferesis,
yaitu pelepasan fonem pada awal kata.
/tetapi/
menjadi /tapi/, /baharu/ menjadi /baru/
b. Sinkope,
yaitu pelepasan fonem pada tengah kata.
/silahkan/
menjadi /silakan/, /dahulu/ menjadi /dulu/
c. Apokope,
yaitu pelepasan fonem pada akhir kata.
/president/
menjadi /president/, /standard/ menjadi /standar/
Jenis pelepasan
bunyi yang lain adalah haplologi ,yaitu pemendekan pada sebuah kata
karena penghilangan suatu bunyi atau suku kata pada pengucapannya. Misalnya :
tidak ada menjadi tiada, bagaimana menjadi gimana.
C. DISIMILASI
Disimilasi
adalah perubahan bentuk kata karena salah satu dari dua buah fonem yang sama
diganti dengan fonem yang lain. Contoh disimilasi :
a. Disimilasi
sinkronis
Contohnya : ber
+ ajarà belajar. Fonem /r/ pada awalan ber- diubah menjadi /l/.
b. Disimilasi
diakronis
Contohnya :
kata cipta berasal dari bahasa Sansekerta yaitu citta. Jadi
terdapat perubahan dari fonem /tt/ menjadi /pt/.
D. METATESIS
Dalam proses
metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu yang biasanya terdapat
bersama dengan bentuk asli, sehingga ada variasi bebas. Misalnya, jalur menjadi
lajur, almari menjadi lemari.
E. PENAMBAHAN
FONEM
Berdasarkan
letaknya, penambahan fonem dibedakan menjadi :
a. Protesis,
yaitu penambahan fonem di awal kata.
/mas/ menjadi
/emas, /tik/ menjadi /ketik/.
b. Epentesis,
yaitu penambahan fonem di tengah kata.
/upat/ menjadi
/umpat/, /kapak/ menjadi /kampak/.
c. Paragoge,
yaitu penambahan fonem di akhir kata.
/ina/ menjadi
/inang/, /lamp/ menjadi /lampu/.
BAB IV :
FONOTAKTIK BAHASA INDONESIA
FONOTAKTIK DAN
DISTRIBUSI FONEM
A. Fonotaktik
Fonotaktik
adalah bidang fonologi atau fonemik yang mengatur tentang penjejeran fonem
dalam kata. Contohnya, kata pertandingan memiliki 12 fonem. Jejeran
fonem dari kata tersebut adalah /p,e,r,t,a,n,d,i,n,g,a,n/.
B. Distribusi
Fonem
Distribusi
fonem adalah bagian yang membahas posisi fonem apakah fonem tersebut terletak
pada bagian awal,tengah atau akhir dalam sebuah kata.
1. Distribusi
Vokal
Distribusi
vokal lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel Posisi
Vokal Dalam Fonem
Posisi
|
|||
Fonem
|
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
/i/
/e/
/∂/
/a
/u/
/o/
|
/ikan/ ikan
/ekor/ ekor
/∂mas/ emas
/anak/ anak
/ukir/ ukir
/obat/ obat
|
/pintu/ pintu
/nenek/ nenek
/ruw∂t/ ruwet
/darma/ darma
/masuk/ masuk
/balon/ balon
|
/api/ api
/sore/ sore
/tipe∂/ tipe
/kota/ kota
/bau/ bau
/baso/ baso
|
2. Distribusi
Konsonan
Distribusi
konsonan lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Tabel Posisi
Konsonan Dalam Fonem
Posisi
|
|||
Fonem
|
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
/p/
/b/
/t/
/d/
/c/
/j/
/k/
/g/
/f/
/v/
/s/
/z/
/š/
/h/
/m/
/n/
/ň/
/ƞ/
/r/
/l/
/w/
/y/
|
/pasang/
/bahasa/
/tali/
/dua/
/cakap/
/jalan/
/kami/
/galag/
/fakir/
/varia/
/suku/
/zeni/
/syarat/
/hari/
/maka/
/nama/
/nyata/
/ngilu/
/raih/
/lekas/
/wanita/
/yakin/
|
/apa/
/sebut/
/mata/
/ada/
/beca/
/manja/
/paksa/
/tiga/
/kafan/
/lava/
/asli/
/lazim/
/isyarat/
/lihat
/kami/
/anak/
/hanya/
/angin/
/juara/
/alas/
/hawa/
/payung/
|
/siap/
/adab/
/rapat/
/abad/
-
/mi’raj/
/politik/
/jajag/
/maaf/
-
/lemas/
-
/arasy/
/tanah/
/diam/
/daun/
-
/pening/
/putar/
/kesal/
-
-
|
DERETAN FONEM
,DIFTONG DAN GUGUS
A. Deretan
Fonem
1. Deretan
vokal
Deretan vokal
lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Indeks vertikal
menunjukan komponen pertama dan indeks horisontal menunjukkan komponen kedua.
Tabel Deretan
Vokal Dalam Bahasa Indonesia
Vokal
|
/i/
|
/e/
|
/¶/
|
/o/
|
/a/
|
/u/
|
/i/
|
—
|
—
|
—
|
—
|
ia
|
iu
|
/e/
|
—
|
—
|
—
|
eo
|
—
|
—
|
/¶/
|
—
|
—
|
¶¶
|
—
|
—
|
—
|
/a/
|
ai
|
—
|
—
|
ao
|
aa
|
au
|
/o/
|
—
|
—
|
—
|
—
|
oa
|
—
|
/u/
|
ui
|
ue
|
—
|
—
|
ua
|
—
|
2. Deretan
konsonan
Deretan
konsonan lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.
Indeks vertikal
menunjukan komponen pertama dan indeks horisontal menunjukkan komponen kedua.
Tabel Deretan
Konsonan Dalam Bahasa Indonesia
Fonem
|
p
|
t
|
c
|
k
|
b
|
d
|
j
|
g
|
s
|
h
|
w
|
y
|
m
|
n
|
ň
|
ƞ
|
l
|
r
|
p
|
|
Pt
|
|
|
|
|
|
|
ps
|
|
|
py
|
|
|
|
|
pl
|
pr
|
t
|
Tp
|
tt
|
|
|
tb
|
|
|
|
|
|
tw
|
ty
|
tm
|
|
|
|
|
tr
|
c
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
k
|
|
kt
|
Kc
|
|
kb
|
kd
|
|
|
ks
|
|
kw
|
|
km
|
|
|
|
|
|
b
|
|
bt
|
|
|
|
bd
|
|
|
bs
|
|
|
by
|
|
|
|
|
bl
|
br
|
d
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dh
|
|
dy
|
dm
|
|
|
|
dl
|
dr
|
j
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ji
|
jr
|
g
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
gy
|
|
|
|
|
|
|
s
|
sp
|
st
|
sc
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
h
|
|
ht
|
|
hk
|
|
|
|
|
hs
|
|
hw
|
hy
|
hm
|
|
|
|
hl
|
hr
|
w
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
y
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
m
|
mp
|
mt
|
mc
|
|
mb
|
|
mj
|
|
ms
|
mh
|
|
|
|
|
|
|
ml
|
mr
|
n
|
np
|
nt
|
nc
|
nk
|
|
nd
|
nj
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ň
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ƞ
|
|
|
|
ƞk
|
|
|
|
ƞg
|
ƞs
|
|
|
|
|
|
|
|
ƞl
|
ƞr
|
l
|
lp
|
lt
|
|
lk
|
lb
|
ld
|
lj
|
|
ls
|
lh
|
lw
|
|
lm
|
|
|
|
|
|
r
|
rp
|
rt
|
rc
|
rk
|
rb
|
rd
|
|
|
rs
|
rh
|
rw
|
ry
|
rm
|
rn
|
|
|
rl
|
|
3. Diftong
Diftong adalah
dua buah vokal yang berdiri bersama dan pada saat diucapkan berubah
kualitasnya. Perbedaan vokal dengan diftong adalah terletak pada car hembusan
nafasnya. Diftong dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut
1. Diftong
/au/, pengucapannya [aw]. Contohnya :
[harimaw]
/harimau/
[kerbaw]
/kerbau/
2. Diftong
/ai/, pengucapannya [ay]. Contohnya :
[santay]
/santai/
[sungay]
/sungai/
3.Diftong /oi/,
pengucapannya [oy]. Contohnya :
[amboy] /amboi/
[asoy] /asoi/
4. Gugus atau
klaster
Gugus adalah
deretan konsonan yang terdapat bersama pada satu suku kata.
Gugus konsonan
pertama : /p/,/b/,/t/,/k/,/g/,/s/ dan /d/.
Gugus konsonan
kedua : /l/,/r/ dan /w/.
Gugus konsonan
ketiga : /s/,/m/,/n/ dan /k/.
Gugus konsonan
keduanya adalah konsonan lateral /l/, misalnya :
- /pl/ [pleno]
/pleno/
- /bl/ [blaƞko] /blangko/
- dan begitu
seterusnya hingga konsonan kedua /r/ dan /w/.
Jika tiga
konsonan berderet, maka konsonan pertama selalu /s/, yang kedua /t/,/p/ dan /k/
dan yang ketiga adalah /r/ atau /l/. Contohnya :
- /spr/ [sprey]
/sprei
- /skr/
[skripsi] /skripsi/
- /skl/
[sklerosis] /sklerosis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar